FUNGSI
PRODUKSI
Disusun
Oleh :
2.
Tri Setiyowati (201315055)
MATA KULIAH
PENGANTAR BISNIS
UNIVERSITAS
SURAKARTA
SEMESTER I /
2013 – 2014
FUNGSI PRODUKSI
A. HAKIKAT
FUNGSI PRODUKSI
Sebelum membahas tentang fungsi
produksi,perlu diketahui beberapa bagian yang mendukung fungsi produksi
tersebut . Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang
bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya
proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi
akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat
diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya
tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti
bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu
haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan
seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian
dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang
matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya
hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga
harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi
ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang
terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini
akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau
oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas
tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja
tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi
dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat
Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah
produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu
banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan
mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan
disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka
penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu
berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal
tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik.
Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
B. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
1. PERENCANAAN PRODUK
Proses
produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang
yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud
yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi,
alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang
berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa
penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar
produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah,
dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat
tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan
perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan
menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu
pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan
mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu
dari berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain
produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima
oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk
merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu
terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya.
Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :
-
Kehalusan setuhannya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya
2. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
Perencanaan
luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume
produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah
ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi
untuk tahun yang akan datang merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer
produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi
seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang
diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat.
Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu.
Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak
factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan
menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor – factor penentu
produksi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan baku yang tersedia
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka
Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk
menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang
Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point” yang sering disebut “BEP”.
Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil
yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan
perongkosan produksi itu menjadi biaya tetap dan biaya variable.
·
Biaya tetap adalah ongkos yang tidak berubah
besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja
besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini
adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode. Misalnya:
biaya gaji pegawai, biaya penyusutan mesin, dan lain sebagainya. Adapun biaya
tetap itu apabila kita gambarkan dalam bentuk grafik akan terlihat:
· Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti
dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi
bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila
kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan
biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan
selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini
variabilitasnya bisa berbeda-beda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta
proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya
semakin menurun sedangkan proposional berarti kenaikannya selalu sama. Biaya
variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan
lengkung ke bawah sedangkan proposional akan merupakan garis lurus. Dalam hal
ini biaya variable kita anggap proposional. Oleh karena
itu maka biaya variabel dapat diformulasikan dalam persamaan matematika sebagai
berikut :
V = v . q
dimana :
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q = Volume produksi
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q = Volume produksi
adapun
grafik total biaya variabel dapat digambarkan :
Kedua biaya diatas akan membentuk
menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari
kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”. Adapun
grafiknya :
Setelah unsur biaya kita perhatikan
maka berikutnya kita harus menganalisa hasil atau Revenuenya. Hasil/Revenue
merupakan hasil penjualan dari produk yang kita hasilkan. Garis hasil penjualan
itu akan merupakan fungsi dari jumlah yang diproduksi dengan harga jualnya.
Semakin banyak yang diproduksi akan semakin besar yang diperoleh. Begitu pula
semakin tinggi harga jual yang ditetapkan akan semakin besar pula hasil yang
dicapainya. Oleh karena itu maka dalam hal ini dapat dirumuskan dalam
persamaan:
TR = p.q
dimana:
TR = Total revenue
p = Price (harga jual)
q = Volume Produksi
dengan demikian maka grafiknya :
Apabila pengusaha dapat memperoleh
omset penjualan yang lebih tinggi dari titik BEP itu maka hasil yang diperoleh
akan lebih tinggi dari total biaya yang ditanggungnya, maka berarti dia akan
memperoleh keuntungan. Sebaliknya apabila omsetnya hanya kurang dari titik BEP
itu maka berarti hasil yang dicapai tidak dapat menutup biaya yang harus di keluarkannya. Dengan demikian berarti dia
akan menderita kerugian.
|
KKarena BEP
adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat
mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya yaitu:
Total
Hasil = Total Biaya
TR =
TC
TR =
FC + VC
p.q =
FC + v.q
p.q – v.q =
FC
(p-v) q =
FC
q =
BEP =
Ccontoh
soal :
Misalnya ada perusahaan konveksi
kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya
variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tetap sebesar Rp.
10.000.000. Tentukan berapa BEP-nya!
Diketahui:
FC =
10.000.000
p =
10.000
v =
5.000
Jawab :
BEP = 2000
Jadi diperlukan memproduksi 2000
kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan
alias profit nol.
C.
PERENCANAAN
LAY OUT PABRIK
Perencanaan
layout pabrik yaitu perencanaan tata letak
mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
Sebagaimana
diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan
mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh
karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi
perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan
persiapan-persiapan yang matang, diantaranya, Pertama, data yang diperlukan
meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses
produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas
gedung dan perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis urutan
operasi dan Ketiga Teknik keseimbangan kapasitas.
Langkah-langkah Dalam Perencanaan Tata Letak
Fasilitas/Pabrik
1. Analisa Produk
Menganalisa macam dan jumlah
produk yg harus dibuat dengan menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan
ekonomis.
2. Analisa Proses
Menganalisa macam dan urutan
proses pengerjaan produksi yg telah ditetapkan utk dibuat.
3. Sigi dan Analisa Pasar
Mengidentifikasi macam dan
jumlah produk yg dibutuhkan oleh konsumen. Informasi ini digunakan utk
menentukan kapasitas produksi yg berikutnya dapat memberi keputusan tentang
banyaknya mesin dan fasilitas produksi yg diperlukan.
4. Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yg
Dibutuhkan
Dengan memperhatikan volume
produk yg akan dibuat, waktu standard, jam kerja dan efisensi mesin maka jumlah
mesin dan fasilitas yg diperlukan (juga operator) dapat dihitung. Utk
selanjutnya luas area, stasiun kerja, kebutuhan area, jalan lintasan dapat di
tentukan agar proses berlangsung dengan lancar
Pertimbangan Dalam Perencanaan Tata Letak
Fasilitas/Pabrik
Tata letak yang baik mempertimbangkan :
·
Peralatan
penanganan material
·
Persyaratan
ruang dan kapasitasnya
·
Lingkungan
& keserasian (aesthetics)
·
Kelancaran
arus informasi
·
Biaya
pemindahan (cost of
moving) antar area kerja yang satu dengan lainnya
Tujuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas/Pabrik
q Mengurangi Inventory
in process
Sistem produksi pada dasarnya
menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari satu operasi
langsung ke operasi berikutnya dengan cepat & berusaha mengurangi
bertumpuknya bahan setengah jadi (material in process).
q Proses manufacturing
yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak
antara operasi satu dgn yg lain dan mengurangi bahan yg menunggu serta storage
yg tidak diperlukan, maka waktu yg diperlukan dari bahan baku utk berpindah
dari satu tempat ketempat yg lainnya dalam pabrik akan bisa diperpendek
sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.
q Mempermudah aktivitas supervisi
Tata letak fasilitas/pabrik yg
baik akan mempermudah aktivitas supervisi. Misal, dgn meletakan kantor/ruangan
diatas, maka seorang supervisor dapat dgn mudah mengamati segala aktivitas yg
sedang berlangsung diarea kerja dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya
q Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
Material yg menunggu, gerakan
pemindahan yg tidak perlu, serta banyaknya perpotongan (intersection) dari
lintasan yg ada akan menyebabkan kesimpang-siuran yg akhirnya akan membawa
kearah kemacetan aliran produksi
No comments:
Post a Comment