Saturday, December 7, 2013

FUNGSI PRODUKSI

FUNGSI PRODUKSI




Disusun Oleh :

                              2.       Tri Setiyowati        (201315055)




MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS
UNIVERSITAS SURAKARTA
SEMESTER I / 2013 – 2014

FUNGSI PRODUKSI


A.     HAKIKAT FUNGSI PRODUKSI
Sebelum membahas tentang fungsi produksi,perlu diketahui beberapa bagian yang mendukung fungsi produksi tersebut . Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :

1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga

Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.
     Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
B.     PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
1.     PERENCANAAN PRODUK
Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu dari berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya. Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :
- Kehalusan setuhannya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya

2.  PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
                 Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan datang merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor – factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :
 1. Bahan baku yang tersedia
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka
 Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point” yang sering disebut “BEP”. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan perongkosan produksi itu menjadi biaya tetap dan biaya variable.
·       Biaya tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode. Misalnya: biaya gaji pegawai, biaya penyusutan mesin, dan lain sebagainya. Adapun biaya tetap itu apabila kita gambarkan dalam bentuk grafik akan terlihat: 



·         Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini variabilitasnya bisa berbeda-beda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan proposional berarti kenaikannya selalu sama. Biaya variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akan merupakan garis lurus. Dalam hal ini biaya variable kita anggap proposional. Oleh karena itu maka biaya variabel dapat diformulasikan dalam persamaan matematika sebagai berikut :
V = v . q
dimana  :
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q =
Volume produksi

           adapun grafik total biaya variabel dapat digambarkan :




 

Kedua biaya diatas akan membentuk menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”. Adapun grafiknya :



 

 Setelah unsur biaya kita perhatikan maka berikutnya kita harus menganalisa hasil atau Revenuenya. Hasil/Revenue merupakan hasil penjualan dari produk yang kita hasilkan. Garis hasil penjualan itu akan merupakan fungsi dari jumlah yang diproduksi dengan harga jualnya. Semakin banyak yang diproduksi akan semakin besar yang diperoleh. Begitu pula semakin tinggi harga jual yang ditetapkan akan semakin besar pula hasil yang dicapainya. Oleh karena itu maka dalam hal ini dapat dirumuskan dalam persamaan:
TR = p.q
dimana:
TR     = Total revenue
p        = Price (harga jual)
q        = Volume Produksi

dengan demikian maka grafiknya :



 

 



    
Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil secara bersama-sama sekaligus. Dari penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP. Grafik untuk menentukan BEP adalah sebegai berikut :





 
Apabila pengusaha dapat memperoleh omset penjualan yang lebih tinggi dari titik BEP itu maka hasil yang diperoleh akan lebih tinggi dari total biaya yang ditanggungnya, maka berarti dia akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya apabila omsetnya hanya kurang dari titik BEP itu maka berarti hasil yang dicapai tidak dapat menutup biaya yang harus  di keluarkannya. Dengan demikian berarti dia akan menderita kerugian.

Dimana:
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
p    = Price (harga)
v    = biaya variabel
q   = jumlah/volume produksi

 
KKarena BEP adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya yaitu:
Total Hasil            =          Total Biaya
TR                         =          TC
TR                         =          FC + VC
p.q                         =          FC + v.q
p.q – v.q                =          FC
(p-v) q                   =          FC
q                            =         
BEP                       =         
Ccontoh soal :
Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tetap sebesar Rp. 10.000.000. Tentukan berapa  BEP-nya!
Diketahui:
FC     = 10.000.000
p        = 10.000
v        = 5.000
Jawab :
   
BEP    = 2000
Jadi diperlukan memproduksi 2000 kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol.

C.     PERENCANAAN LAY OUT PABRIK
            Perencanaan layout pabrik yaitu  perencanaan tata letak mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
Sebagaimana diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya, Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga Teknik keseimbangan kapasitas.




Langkah-langkah Dalam Perencanaan Tata Letak Fasilitas/Pabrik
1.      Analisa Produk
Menganalisa macam dan jumlah produk yg harus dibuat dengan menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
2.      Analisa Proses
Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi yg telah ditetapkan utk dibuat.
3.      Sigi dan Analisa Pasar
Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yg dibutuhkan oleh konsumen. Informasi ini digunakan utk menentukan kapasitas produksi yg berikutnya dapat memberi keputusan tentang banyaknya mesin dan fasilitas produksi yg diperlukan.
4.      Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yg Dibutuhkan
Dengan memperhatikan volume produk yg akan dibuat, waktu standard, jam kerja dan efisensi mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yg diperlukan (juga operator) dapat dihitung. Utk selanjutnya luas area, stasiun kerja, kebutuhan area, jalan lintasan dapat di tentukan agar proses berlangsung dengan lancar

Pertimbangan Dalam Perencanaan Tata Letak Fasilitas/Pabrik
Tata letak yang baik mempertimbangkan :
·         Peralatan penanganan material
·         Persyaratan ruang dan kapasitasnya
·         Lingkungan & keserasian (aesthetics)
·         Kelancaran arus informasi
·         Biaya pemindahan (cost of moving) antar area kerja yang satu dengan lainnya






Tujuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas/Pabrik
q Mengurangi Inventory in process
     Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari satu operasi langsung ke operasi berikutnya dengan cepat & berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi (material in process).
q Proses manufacturing  yang lebih singkat
     Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dgn yg lain dan mengurangi bahan yg menunggu serta storage yg tidak diperlukan, maka waktu yg diperlukan dari bahan baku utk berpindah dari satu tempat ketempat yg lainnya dalam pabrik akan bisa diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.
q Mempermudah aktivitas supervisi
     Tata letak fasilitas/pabrik yg baik akan mempermudah aktivitas supervisi. Misal, dgn meletakan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor dapat dgn mudah mengamati segala aktivitas yg sedang berlangsung diarea kerja dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya
q Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
     Material yg menunggu, gerakan pemindahan yg tidak perlu, serta banyaknya perpotongan (intersection) dari lintasan yg ada akan menyebabkan kesimpang-siuran yg akhirnya akan membawa kearah kemacetan aliran produksi








No comments:

Post a Comment